Perubahan Terminal Lion air & Batik Air

Info terbaru untuk para travelers, ada perubahan terminal untuk maskapai Batik Air (ID) dan Lion Air (JT) untuk rute keberangkatan dan kedatangan di Bandara Soekarno Hatta International Airport (CGK) , Efektif per tanggal 21 Januari 2015, yaitu:





1. Perubahan Terminal  Batik Air (ID)
 Keberangkatan  Batik Air 
Seluruh penerbangan Batik Air (ID) ke semua destinasi berangkat dari Terminal 1C di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta (CGK)
Kedatangan  Batik Air
Seluruh penerbangan Batik AIr (ID) tujuan Bandara Soekarno Hatta, Jakarta (CGK) tiba diTerminal 1C

2. Perubahan terminal Lion Air (JT)
Keberangkatan Lion Air
Seluruh penerbangan Lion Air dari Bandara Soekarno Hatta, Jakarta (CGK) tujuan Semarang (SRG), Jogyakarta (JOG), Solo (SOC) dan Lombok (LOP) berangkat dari Terminal 3
 Kedatangan Lion Air
Seluruh penerbangan Lion Air dari Semarang (SRG), Jogyakarta (JOG), Solo (SOC) dan Lombok (LOP) tujuan Jakarta (CGK)  tiba diTerminal 3
Buat para travelers silahkan diperhatikan untuk perubahan terminal ini, agar tidak kebingungan saat check in dan juga pada saat kedatangan. Agar tidak ketinggalan pesawat, check in 2 jam sebelum keberangkatan.
Happy Traveling gaess 

Tata Cara Bikin E-Pasport

E-paspor atau paspor elektronik ini memiliki chip yang dapat dibaca auto gate sebagian bandara sehingga kita nggak usah antri lagi di loket imigrasi bandara dan tidak perlu dicap sama petugasnya. Perlu diketahui, paspor lama bisa juga pake auto gate, tapi harus mendaftar dulu. Untuk saya sih ini sangat membantu karena dengan frekuensi perjalanan ke luar negeri yang cukup tinggi, cap imigrasi bikin halaman paspor cepat habis. Sebagian besar negara di dunia, terutama negara maju, sudah pakai sistem e-paspor sejak lama dengan tujuan untuk keamanan dan anti pemalsuan. Kabar baiknya lagi, katanya mulai 2015 visa ke Jepang bisa gratis asal punya e-paspor ini. Siapa tahu negara-negara lain juga memberlakukannya. Menarik bukan?
Berikut cara bikin e-paspor sendiri:
  1. Lihat syarat pembuatan paspor di sini. Ingat bahwa nama Anda di semua dokumen harus sama, alamat pada KTP dan Kartu Keluarga juga harus sama – kalau nggak, nggak bakal dilayani.
  2. Daftar online di sini. Klik “Pra Permohonan Personal”. Isilah data dengan benar. Kalau perpanjang paspor karena masa  berlaku habis, pilih Jenis Permohonan: “Penggantian-Habis Berlaku”. Untuk e-paspor, pilih Jenis Paspor “EPassport 48h”. Setelah mengisi data dengan lengkap, klik “Lanjut” terus sampai Anda mendapat konfirmasi e-mail dari spri@imigrasi.go.id berjudul “Pendaftaran Paspor Online Atas Nama [Anda]” yang berisi “Bukti Pengantar ke Bank”. FYI, sekarang pendaftaran paspor online nggak perlu lagi pake unduh dokumen.
  3. Print lampiran tersebut dan pergi lah ke Bank BNI manapun. Bayar di teller sebesar Rp 660.000,- sudah termasuk Rp 5.000,- untuk biaya transfer. FYI, biaya paspor biasa hanya Rp 305.000, jadi e-paspor memang lebih mahal. Lalu Anda akan mendapat slip “Tanda Bukti Pembayaran Imigrasi” sebanyak 3 lembar.
  4. Buka e-mail yang tadi dan klik “LANJUT” yang terdapat pada kalimat isinya. Masukkan “Nomor Jurnal Bank” yang terdapat pada slip bank dan pilih tanggal kedatangan di Kantor Imigrasi. Lalu Anda akan mendapat e-mail lagi dari spri@imigrasi.go.id yang berisi lampiran “Tanda Terima Pemohon” dan “Formulir Surat Perjalanan Republik Indonesia” (total ada 3 lembar). Print lampiran tersebut lalu isi formulir dengan menggunakan huruf cetak dan tinta hitam.
  5. Datanglah sesuai tanggal di Kantor Imigrasi yang telah Anda pilih antara jam 08.00-14.00. Pakai baju rapi dan tidak boleh berwarna putih. Bawalah KTP, Kartu Keluarga, Akta Lahir dan paspor lama – semua yang asli dan fotokopinya masing-masing selembar ukuran A4. Jangan lupa bawa juga “Tanda Terima Pemohon” dan slip “Tanda Bukti Pembayaran Imigrasi” dari bank. Karena menunggu antrian bakal lama (saya di Kanim Jakarta Selatan datang jam 8.00 nunggunya 2 jam), bawalah buku bacaan atausmartphone dengan batre penuh.
  6. Begitu sampai di Kantor Imigrasi, ambil lah nomor antrian elektronik dan bilang bahwa Anda mendaftar Online. Tunggu sampai giliran nomor Anda yang dipanggil.
  7. Sekarang pembuatan paspor sistemnya One Stop Service, jadi Anda hanya akan berhadapan dengan 1 petugas di 1 meja (dulu bolak-balik 3 hari dengan banyak meja). Urusannya cuma 5 menit karena cuma verifikasi dokumen, foto, dan pengambilan sidik jari digital. Perhatikan baik-baik data Anda pada layar komputer karena tidak bisa diubah lagi setelah itu. Kalau merasa muka foto Anda kurang oke, bisa kok minta diulang fotonya. Setelah itu, slip bank akan dicap untuk waktu pengambilan paspor beberapa hari kerja sesudahnya. Waktu itu saya sih 3 hari sesudahnya. Untuk memastikan status paspor Anda, cek di sini, pilih “Status Permohonan Personal” dan masukkan “No. Permohonan” (ada di e-mail atau slip bank).
  8. Datang ke Kantor Imigrasi sesuai hari dan jam yang tertera pada cap dengan membawa slip bank. Ambil nomor antrian dan tunggu panggilan. Anda akan disuruh tanda tangan pada formulir dan menyerahkan fotokopi e-paspor yang baru. Fotokopi bisa di Koperasi kok. Kalau perpanjangan paspor, mintalah paspor lama Anda untuk kenang-kenangan. Perbedaan e-paspor dengan paspor biasa adalah ada chip di coverpaspor (yang lebih tebal) pada bagian bawah kanan.
Gampang kan? Jadi nggak perlu tuh pake agen, apalagi calo. Saya sungguh salut dengan Ditjen Imigrasi yang telah meningkatkan layanan publiknya sehingga mudah! By the way, saya ingatkan lagi bahwa saya bukanlah petugas Ditjen Imigrasi, jadi kalau ada pertanyaan silakan menghubungi www.imigrasi.go.id langsung ya!

Source: Naked Traveler

Hutan yang tersisa di Jakarta


Hutan Mangrove di Jakarta


TERNYATA di daerah Jakarta Utara kita bisa menemukan sebuah hutan mangrove atau hutan bakau. Inilah satu-satunya hutan yang tersisa di Jakarta. 

Hutan Mangrove yang dinamakan Suaka Margasatwa Muara Angke (SMMA) ini terletak di Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara. SMAA sangat mudah dijangkau. Banyak kendaraan umum yang melalui jalur ini.
Saat masuk ke SMAA kita akan disambut oleh kera-kera ekor panjang (Macaca fascicularis). Kera-kera ini bisa membuat kita ragu-ragu untuk masuk ke SMAA, tapi kera-kera itu sudah jinak, kok.

Setelah melapor di pos jaga, kita mulai petualangan di hutan mangrove. Kita berjalan menyusuri board walk sepanjang 800-an meter. Board walk itu terbuat dari kayu. Alat ini dibuat karena daerah berawa tak bisa dilalui orang.
Berjalan di board walk sambil memandang tanaman bakau yang berwarna hijau serta rimbunnya pohon pidada sangat menyenangkan. Pohon bakau memiliki akar tunjang yang bercabang-cabang. Tinggi akar itu bisa mencapai 0,5 sampai 2 meter.

Pohon Pidada juga unik. Ia memiliki akar napas. Akar ini bentuknya seperti tombak, muncul dari dalam lumpur di sekeliling pohon.
Buah pidada berbentuk bulat. Bagian tengahnya ada semacam tangkai. Kalau kita beruntung, di rawa kita bisa melihat hewan-hewan liar seperti biawak, kadal, dan ikan-ikan rawa.

Dalam perjalanan itu kita akan melewati menara pengamatan burung. Tingginya sekitar 20 meter dari atas tanah. Kalau berani naik, silakan. Enaknya, sih, mengamati burung itu pagi hari sebelum burung-burung pergi mencari makan atau sore setelah mereka kembali lagi.
Meneruskan perjalanan, kita akan menemukan tempat peristirahatan. Dari sini kita bisa mendengarkan suara burung yang berada di dalam ilalang. Beberapa jenis burung pun bisa terlihat. Kebanyakan yang terlihat adalah burung kuntul.
Perjalanan berakhir di ujung board walk yang buntu, tertutup hutan bakau yang cukup lebat. Kita harus kembali ke pos. Menikmati hutan mangrove bisa juga dengan naik perahu menyusuri sungai Angke. Jika mau, kita harus menghubungi petugas di pos.

Izin Dulu

Mau jalan-jalan ke SMAA? Boleh saja, tapi harus minta izin dulu ke Departemen Kehutanan-Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam - Balai Konservasi Sumber Daya Alam DKI Jakarta - Jalan Salemba Raya Nomor 9 Jakarta Pusat, Telp: 021-3908771/3158142.

Source: Kompas.com

Kuliner Menggelitik nan yummy

Nikmatnya Ceker Setan yang bikin Ketagihan



Jalan-jalan ke Malang, jangan lupa menjelajah kuliner khas kota berhawa sejuk ini. Salah satu makanan paling populer di Kota Apel adalah ceker pedas. Di Malang banyak kedai yang menjajakan masakan berbahan baku utama ceker alias cakar ayam dengan kuah berasa pedas ini.

Kedai ceker pedas yang terkenal di kota yang terletak di Provinsi Jawa Timur tersebut adalah Ceker Setan Pak Sugeng. Posisi warung makan yang berdiri tahun 2008 tersebut ada di Jalan Jakarta, persis di seberang gedung School of  Business (SOB) Malang.

Apakah makanan ini terbuat dari cakarnya setan? Namanya terdengar gahar lagi seram. Menurut Martini, pemilik kedai tersebut, nama ceker setan merupakan pemberian mahasiswa yang jadi pelanggan setianya. “Itu karena saking pedasnya rasa masakan saya,” jelas perempuan berusia 43 tahun ini.

Anda penasaran dengan rasa pedas ceker racikan Martini? Kedai ini buka sekitar jam sembilan malam. Tapi, Anda mesti datang lebih awal. Soalnya, antrean pembeli sudah mengular satu jam sebelum Ceker Setan Pak Sugeng buka.

Uniknya, agar tidak saling berebut, Martini memberlakukan nomor antrean. Pengunjung bisa mengambil nomor antrean yang ada di atas gerobak dagangan milik Martini.

Dulu, Martini bilang, nomor antrean bisa sampai 50. Tapi, karena merepotkan, ia akhirnya membatasi hingga nomor 25 saja. “Sisanya silakan antre baris saja,” imbuh dia.

Cakar sangat empuk

Nah, begitu selesai menata dagangannya, Martini pun memanggil satu per satu nomor antrean secara berurutan. Yang dipanggil kemudian menyebutkan pesanannya. Dengan cekatan, pelayan mengambil pesanan pembeli, cakar, kepala, atau sayap ayam, tak lupa ia membubuhkan kuah. Tak sampai satu menit, piring dari anyaman lidi beralas kertas cokelat lengkap dengan isinya sudah sampai ke tangan pelanggan.

Untuk menikmati makanan ini, bisa dengan nasi atau tanpa nasi. Singkirkan sendok dan garpu. Maklum, struktur cakar, kepala, dan sayap ayam banyak tulangnya. Sendok garpu bakal menyulitkan Anda menyesap nikmatnya bumbu yang meresap ke dalam cakar, kepala, dan sayap ayam.

Cakar, kepala, dan sayap ayam yang berlumur bumbu pedas  berwarna kuning keemasan tampak menggoda. Bau tajam dari cabai cokro, bumbu utama makanan ini, menusuk hidung. Inilah yang memacu adrenalin Anda untuk segera melahapnya.

Saat menggigit, ternyata cakarnya sangat empuk, tidak liat maupun alot. Anda bisa merasakan ruas tulang cakar berguguran di mulut, tanpa perlu bekerja keras mengunyah atau memisahkan otot yang ada di cakar dengan tulangnya. Bumbu pedasnya langsung membakar mulut seketika, tapi tidak bisa dielakkan, lidah menginginkannya lagi dan lagi, alias kapok lombok.

Untunglah rasa pedas cakar ini tidak sampai membuat masakannya menjadi pahit dan kehilangan rasa gurih dari daging, kulit, dan tulang cakar ayamnya. Minyak kaldu dari rebusan ayam sedikit menyeimbangkan rasa pedas.

Sensasi pedas yang menyengat rongga mulut memaksa tangan untuk meraih kepala serta sayap ayam. Semuanya terasa empuk, daging dan kulitnya pun mudah terlepas dari tulang, membuat gigi gampang mengurai dagingnya di mulut tanpa bantuan tangan.

Tak terasa, satu porsi ceker setan ludes tak bersisa. Peluh pun mengucur deras dari dahi, rongga mulut mulai kebanjiran air liur yang berusaha mengeluarkan sisa rasa pedas yang luar biasa keterlaluan dari mulut.

Dalam sehari, paling sedikit Martini mengolah 50 kilogram cakar, kepala, dan sayap ayam. “Kalau kurang dari itu, saya tidak berani berjualan,” ujarnya. Toh, dagangannya selalu habis tak bersisa.

Di kedai ini tidak ada bangku dan meja, lo. Alhasil, para pengunjung biasa memanfaatkan lahan taman di seberang kedai atau bergumul dengan ceker, sambil berdiri.

Source: Kompas.com

Kuliner Menggelitik Nan Yummy

MIE JANDA


Bicara janda memang tak ada habisnya. Apalagi yang satu ini, Mie Janda Margonda. Tak akan habis ceritanya, karena semakin "disedot" mi-nya semakin banyak ceritanya. Tak percaya? Coba saja.

Mi Janda yang terletak di Jalan Raya Margonda, Pondok Cina, Depok atau di seberang kampus Gunadarma itu memiliki resep khusus. Baik itu dalam pembuatan kuahnya dan mi-nya. Kuah dengan rasa hangat dan gurih serta wangi karena dicampur jahe, pala dan kaldu membuat santap mi pun menjadi bergairah.

Belum lagi campuran tahu, dua telur puyuh rebus, dan baso daging sapi menjadikan kuah yang terpisah dengan mi itu mengandung protein dan lemak yang membuat tubuh pun semakin bertenaga. Seperti terlihat pada menu Mi Janda Super yang menjadi favorit para pembeli.

Mi yang terbuat dari tepung terigu yang dicampur telur terasa lembut di lidah sehingga mulut pun tak hentinya menyedot mi tersebut. Rasa daging ayam di mi tersebut pun terasa begitu gurih. Unsur vitamin dan serat pun diperoleh dari sayuran caisim.

"Berani memang rasanya. Enak, makan satu mangkok saja sudah kenyang, tapi pengen lagi," kata Yanti (27) warga Pancoran Mas, Depok, beberapa waktu yang lalu.

Asisten Supervisor Mie Janda Margonda. Dwi Yudianto menjelaskan, perbedaan mi janda dari mi ayam lainnya adalah bumbu dan pelayanannya. Bumbu mi ayam merupakan resep tersendiri yang dipasok dari Ciriung, Cibinong, Kabupaten Bogor.

"Kuncinya di bawang putih dan tidak pakai MSG. Kami lebih banyak gunakan bawang putih biar lebih wangi dan gurih. Untuk menghilangkan bau daging ayam maka kuah pun dicampur dengan pala," katanya.

Dwi menjelaskan, merek jualan mi janda bukan diperuntukan bagi janda atau menyatakan mi ayam tersebut dibuat oleh janda melainkan janda itu singkatan. Kepanjangan "janda" adalah Jawa-Sunda. Para pemilik merk mi janda ini merupakan orang Jawa dan Sunda. Keempat pemiliknya yaitu Acoy El Haris (38) dari Sunda dan Suwito (39), Saiful Ahmad (40), dan Ahmadun (37) dari Jawa.

"Mereka ini temanan saat kerja di Astra. Mereka pun keluar dan mendirikan usaha kuliner. Karena mereka dari Jawa dan Sunda makanya dikasih nama Janda. Selain itu juga untuk menarik konsumen. Bumbunya pun perpaduan bumbu Jawa dan Sunda. Pertama kali berdiri di Bogor tahun 2008," paparnya.

Dwi menambahkan bahwa untuk mengentalkan nama Janda maka dinding kios pun didominasi warna ungu. Kemudian untuk menimbulkan kesan ceria warna ungu pun dipadu dengan warna kuning. Selain mi janda tersedia juga kwetiau dan bihun mi janda.

Source: kompas.com
Blogger Templates